Minggu, 06 Desember 2015

Ditinggal Nikah?

Awkward banget ya judulnya. Haha. Serius ditinggal nikah itu menyedihkan. Sedih ditinggal status single to be married. Ditinggal nikah siapa sih nis? Haha. Yang pasti bukan pacar, enggak punya pacar soalnya.hehe.

Entah aku yang lagi baper atau gimana, tiba-tiba aku merasa kehilangan orang yang aku sayang dengan berubah status “married”. Bahagia akhirnya mereka menemukan belahan jiwanya melengkapi separuh agamanya tapi sekarang aku punya batas lebih berjarak. Misalnya tidak mudah menemukan waktu yang sama-sama bisa bercerita panjang lebar ngalor ngidul. Ya soalnya mereka juga punya prioritas yang lebih dengan kewajiban yang baru. Aku ngerti kok #baper.

Hehe. Tapi dengan begitu aku jadi lebih menghormati waktu. Setiap orang kan punya prioritas waktu yang berbeda-beda. Aku tetap bisa punya waktu khusus dengan mereka-mereka kok, kami pun akan saling memprioritas waktu tersebut. Alhamdulillah. Atau enggak jika jarak benar-benar memisahkan kami, beda benua, beda negara, beda propinsi, beda kota, atau beda rumah pun kami tetap bisa komunikasi jarak jauh, video call atau sekadar berkirim pesan. Ini bagian paling seru kalo kalo kangen-kangenan via videocall hahaha.

Sekian banyak bercerita, ada pertanyaan “Kapan nih nis nyusul?” Aku menanggapi secara bijak, pertanyaan yang bukan lagi pertanyaan baper-baperan. Pertanyaan yang bukan lagi ditanyain sm orang-orang pas kondangan tapi justru orang-orang terdekat. Justru di moment-moment itu aku berdoa.

“Gimana cara memantapkan diri sendiri ya siap atau enggak ya?” tanya aku.

“Nonton kajian pra-nikahnya Salim A. Fillah aja di youtube atau kalau sempet dateng kajian pra nikah aja, setelah mantep baca buku psikologis suami-istri” jawabnya.

Tidak ada komentar: