Kamis, 19 Juni 2014

Palutungan Taman Nasional Gunung Ciremai (Cirebon Tour)

Halo halo mari menelusuri Cirebon ke arah Kuningan. Naik sedikit ke atas yuk menikmati dataran tinggi Cirebon. Kalau kebanyakan objek wisata cirebon berbau dengan mistis eh maksudnya sejarah dan makam. Ini kita bahas yuk objek wisata alamnya. Namanya Palutungan. Lokasinya di TN. Gunung Ciremai. Biasanya pintu masuk (ranger) kalau mau mendaki G. Ciremai.


Banyak pohon ya pasti ya.hehe. Udaranya beda banget pasti dibanding kota Cirebon. Lebih sejuk dan bau daun. Ada obyek wisata di dalamnya lho ternyata, tapi apa ya? hahaha. Yuk intip yuk.

Camping Ground (sisi kiri)
Selain ada camping ground, kita juga bisa sekedar duduk-duduk dan menikmati alam disana. Tidak hanya itu, ada objek yang menarik disana ternyata namanya curug putri. Tidak jauh, ya lumayan sih tapi pemanasan. Melewati beberapa tangga turun ke bawah.


Jeng jeng!! Welcome to the jungle!! Keren lho!

Mas Agusman
Mbak Dea
Terima kasih ya mas dan mbaknya atas foto-fotonya. Maaf sekali kamera sedang rusak :3

Plangon (Cirebon Tour)

Obyek wisata yang akan saya ceritakan berikut ini namanya Plangon. Lokasinya dari cirebon ke arah kuningan. Dari luar terlihat banyak sekali monyet di kawasan ini berkeliaran. Bukan banyak aja, tapi banyak banget hehe. Namun tidak setiap waktu kita dapat melihat monyet-monyet di luar. Sebelum jam 12 siang monyet-monyet keluar dari hutan (obyek wisatanya) hingga tempat parkir kendaraan.

Kondisi monyet di luar obyek wisata
Kemudian pengunjung ditawarkan untuk masuk objek wisatanya dengan menelusuri hutan yang memiliki jalan setapak. Namun kondisi hutannya sepertinya kurang dirawat. Karena adanya pemukiman warga di dalamnya, ada beberapa bagian yang kami lewati terdapat tumpukan sampah. :3 #sedih.

Jalan Setapak Hutan
Tujuan masuk hutan ada dua, pertama makam leluhur dan sungai yang sering digunakan si monyet buat mandi. Namun kita tidak menelusuri hingga akhir (makam leluhur) tapi kita hanya masuk hingga sungai. Sayangnya kami tdk beruntung kami baru tahu ternyata kita bisa melihat monyet mandi di sungai setelah jam 12 siang. :3 Pemandu baru memberi tahu kami setelah sampai di sungai. *penonton kecewa.

Jembatan Rada Goyang bukan Jembatan Goyang..haha.  
Kecewa sih, tapi enggak apa-apa deh. Udah terlanjur basah. Ya udah akhirnya kita turun gantiin monyetnya mandi. haha. #LOL. Pas balik pulang sekitar jam11 monyet dari luar masuk dan kita dilewati dan diliatin oleh monyet. Serem sih takut nyerang, tapi pemandu memberi aba-aba mengangkat tangan seperti menyapa untuk menghindari monyet menyerang.

Harusnya kita bisa melihat monyet mandi
Noted:
Perhatikan jadwal khusus objek wisata yang akan dikunjungi.
Objek wisata ini keren banget kalo momentnya pas haha. *masih sedih

Minggu, 15 Juni 2014

Pengajian

Saya bingung kenapa pengajian identik dengan hal yang aneh, kolot, terkesan enggak remaja banget. Bukan berlebihan sih, tapi realitanya begitu. Kayaknya kalo diajak nonton di bioskop gitu kayaknya langsung mau dan enggak berpikir panjang. Tapi baru deh kalo eggak punya duit mikir-mikir buat ikut atau enggak. Coba terus kalo ditawarin pengajian? Enggak ada duit atau punya duit  kayak mikir-mikir. Nah itu kenapa ya? Padahal tinggal dateng terus duduk dan enggak ngeluarin duit. Bahkan kalo beruntung bisa dapet kenalan sahabat dan sharing ilmu. Atau lebih beruntung kalau pengajiannya gede bisa dapat makanan seperti nasi kebuli dan ya atau yang lain.
Mungkin takut ajaran sesat gitu ya? Ehm, padahal kalo kita ikut pengajian, kita kan bisa ikut di berbagai tempat. Jadi bisa tahu perbedaan atau hal-hal yang aneh di luar ajaran. Bisa ditanyain juga kan sumber al-qur'an dan hadistnya apa. Dengan begitu kita bisa memilih apa yang baik untuk diserap, tidak serap ilmu sembarangan.

Pengajian sekarang identik dengan kaum ibu-ibu atau orangtua. Ya memang sih beberapa pengajian kadang suka berkelompok. Nah kalo malu buat gabung ke yang umum kita bisa milih gabung ke remaja masjid di suatu tempat. Kan banyak remaja-remajanya kan.hehe. Liat program-programnya dan bisa tanya acaranya sebelum gabung. Banyak sekarang remaja masjid yang gaul kok, enggak cuma belajar dengan dengerin ceramah kok, kadang ada kegiatan sosialnya, olahraga dan pengembangan bakatnya. Kalo di Jakarta sih yang saya tahu ada beberapa remaja masjid yang gaul seperti remaja masjid sunda kelapa, al-ittihad tebet, dan mungkin nama yang lain. Ya di sekitar rumah yang saya tahu. Kadang suka buat acara di taman atau pernah saya lihat CFD-an bareng (Car Free Day). Hidup pilihan sih, suka yang mana? hoho.

Terus kira-kira kenapa ya enggak pada mau pada ikut pengajian?
Pengajian yang dimaksud ini apa ya? Ya bisa ngaji bareng, zikir bareng atau sekedar ceramah di masjid intinya sih berkumpul dan sharing keislaman menurut saya. Ya minimal itu bisa mengisi ruhiyah kita dan menjadi pengingat kita ketika mau masuk jurang. Ya kalo orang-orang yang sibuknya tingkat dewa, mungkin bisa sekedar dengerin ceramah di televisi atau via youtube atau mentoring via skype atau banyak hal lain yang bisa dilakukan. Jaman udah maju kan teknologi dimana-mana.

Mungkin efek dari di atas yang saya sedikit rasakan, ketika shalat shubuh di masjid isinya mbah-mbah semua. Oh GOD! Anak muda kemana ya? Itu weekend lho! Ya walaupun enggak ada keharusan dan kewajibannya sih, tapi enggak ngehits dan happening aja gitu shalat di masjid. Kalo shalat di masjid itu keren atau apalah. Entahlah! haha.Ya positifnya mungkin sibuk, tapi kalo bisa sesibuk apapun kita jangan lupa ya sama Allah. Minimal shalat 5 waktu dikerjain dimanapun berada yah. :D

Ini hanya sebuah pemikiran saya. Bukan dari aliran apa-apa.
Yang penting berlandaskan al-qur'an dan hadist.
Saling mengingatkan saja. Sedih aja ngeliat hal-hal aneh di sekitar. :3

Senin, 09 Juni 2014

Love Green

Gree green and green. Saya lagi terkena sindrom gren nih. Terlalu lama tinggal di pelosok jadi harus banyak penyesuaian nih kembali hidup di dunia kota yang keras. Entah banyak perubahan yang terjadi tapi saya baru menyadarinya. Beberapa kali menempuh perjalanan di jam-jam penting di weekdays berbeda sekali dengan perjalanan weekend seperti biasa (biasa ketika weekend pulang ke rumah semasa waktu kuliah full).
 
Perubahan saya rasakan selama penelitian berlangsung. Kebetulan penelitian saya berlokasi di tengah pusat Jakarta yaitu Monas. Hai tugu! Terlebih lagi jam pengamatan burung yang saya lakukan di waktu pagi dan sore. You know, that busy time! Oh God! Sebelumnya saya tidak pernah memikirkan hal tersebut. Dan mau tidak mau saya rasakan kurang lebih 2 bulan. Ya, saya bolak balik monas. Hahaha.

Macet dan berdebu! Maaf ya saya norak, maklum udah lama enggak di kota. Selama itu pun saya harus mencoba beradaptasi dengan keadaan demi skripsi saya pastinya.hehe. Untungnya punya rumah di Jakarta dibanding saya harus bolak balik bogor di oven oleh kereta 1,5 jam. Mau pulang ke rumah atau ke kosan di Bogor semua jalur macet, penuh dan udara makin tidak mendukung.

Dan di titik itu saya baru sadar, saya butuh kota hijau. Saya butuh kota yang ramai namun tetap sejuk dan tidak berantakan. Entah itu di negara mana saya butuh yang hijau dan udara bersih. Just it. Dan melalui judul skripsi saya yang sedikit menyimpang ke fakultas sebelah, saya baru sadar pentingnya kehadiran burung di suatu tempat. Tanpa disadari suara burung merupakan bagian suara alam yang merdu dan enak di dengar. Ketika banyak burung, pasti banyak serangga sebagai pakan dan banyak bunga atau buah di sekitarnya. Dan alam semakin indah.

Monas salah satu tempat yang harus dijaga dan beberapa titik lokasi di Jakarta yang masih asri. Beberapa lokasi tersebut dinamakan koridor burung. Ada 20 titik koridor burung di jakarta yang harus dijaga keasriannya. Semoga dimana nanti saya tinggal masih banyak hijau-hijau..hehehe.
 
Saya baru merasakan asiknya bermain dengan alam. Love green!



Photo by Panji Krisna Dwi Cahya