Sabtu, 31 Juli 2010

How are you friend???? (re-post)

Sebel ya rasanya kalo dicuekin, dikacangin, enggak dibales smsnya, enggak diangkat telponnya atau enggak bisa dibilang enggak diperduliiiiiiiiiiiiiin.

Ya Allah aku ingin tahu kabar saudaraku...

Bisa dibilang ini sebuah pelajaran juga buat aku. Jangan suka bikin orang khawatir kalau ada yang peduli dengan kamu. Jujur ya aku males banget bales sms... Mungkin ini Allah sedang memperlihatkan kaca kehidupan sama aku. Jadi ingat kata pepatah, "Kalau mau dihormati, harus menghormati orang lain terlebih dahulu."

"Kalau mau dibalas smsnya, balas sms orang dulu...." Wkakakakaakak.

Oke oke..
Aku jadi tahulah gimana orang khawatir...hehehe

*minta maaf sama mama yang paling sering enggak dibales smsnya kalau ditanya dimana sekarang.

Karma ini anakmu maaa....OH...


*ternyata hapenya ilang. lebay banget ya gue.wkakakakakak...
*post yang paling ga penting..

Jumat, 30 Juli 2010

Berburu Hidangan Allah

Lagi-lagi iseng membuahkan keberuntungan..
Iseng-iseng goggling nemuin nih artikel good banget. Ya sudah deh copas. Maaf ya belum bisa buat kayak begini soalnya. Mainannya mesir soalnya...hehehe

Semoga saya dapat menyusul dan merasakan sendiri dari cerita di bawah ini.
Amin ya Rabb...




Berburu hidangan Allah

Selama Ramadhan, kami tidak usah direpotkan dengan kegiatan masak buat berbuka. Hampir setiap mesjid di kota Kairo ini, selalu menyediakan makanan buat para shaimin. Berbeda dengan di tanah air, yang hanya tersedia di mesjid-mesjid tertentu saja. Di Mesir, jika kita bepergian kemanapun, jangan khawatir magrib ngga makan. Asal mau datang ke mesjid terdekat, pasti ada makannya. Nah, hidangan di Mesir ini dinamakan maidaturrahman (secara harfiah berarti hidangan dari Yang Maha Pemurah).

Menurut sebuah koran yang saya baca, pada Ramadhan tahun lalu, maidaturahman di mesjid-mesjid Mesir ini dinikmati oleh rata-rata 3 juta orang per hari. Jumlah penyumbangnya ada 10 ribu orang. Mereka adalah para dermawan Mesir, juga para hartawan pengelola yayasan sosial di negara-negara Arab lain semisal Saudi atau Kuwait. Total dana yang dikeluarkan untuk membiayai maidaturahman selama sebulan Ramadhan tahun lalu mencapai $ 100 juta. Atau hampir setengah dari jumlah dana pembangunan Maktabah Iskandariah yang megah dan menghabiskan biaya $ 220 juta itu.

Menurut catatan sejarah, maidaturahman ini telah ada sejak masa Ahmad Bin Tulun, khalifah Dinasti Fathimiyyah, yang berkuasa di Mesir pada abad 10 Masehi. Selama ratusan tahun, tradisi ini berjalan baik, tetapi pada dekade 1950-an pernah hilang, kala Mesir dipimpin oleh Gamal Abdul Nasser. Entah kenapa sebabnya, saya kurang tahu. Lalu, tahun 1967 muncul lagi, di mesjid Khulafa ar Rasyidin, kawasan Mesir Jadidah, konsumennya 400 orang per hari. Seiring dengan berjalannya sang waktu, maidaturahman pun kembali menggeliat. Hingga pada akhir masa kepemimpinan Anwar Sadat, tahun 1980-an, trend maidaturahman kembali populer.

Belakangan ini, penyedia maidaturahman tak hanya mesjid-mesjid, tetapi juga toko-toko tepian jalan raya, dan bahkan warga Mesir secara perorangan. Tempat-tempat penyedia maidaturahman itu bisa dengan mudah kita kenali karena selalu ada spanduk iklan. Seolah mereka berlomba merekrut konsumen sebanyak-banyaknya. Subhanallah.



Ingin rasanya Indonesia banyak orang yang dermawan seperti itu...
Subhanallah..

Ramadhan tiba

Yeah ramadhan tiba.
Ayo sepintas apa yang teman-teman pikirkan tentang ramadhan??? Kolek pisah, es buah, es kelapa, baju baruuuuuuuuuu. Lho???
Hahahaha.

Ayo deh kita tengok ke belakang dulu bulan ramadhan kemarin apakah kita sudah memanfaat bulan penuh rahmat itu?

Banyak orang tahu kalo bulan Ramadhan penuh berkah, penuh rahmat, banyak pahala setiap kita melakukan ibadah wajib atau sunah tapi kenapa ya masih banyak yang menyianyiakannya. Haduh, manusia-manusia dikasih enak tapi enggak mau..

Bahkan Allah memberi kelipatan yang LUAR BIASA dibanding bulan-bulan lain. Setiap membaca satu huruf di Al-qur'an pahalanya sudah dilipat berpuluh kali. Coba baru bismillahirrahmannirrohim. Wah sudah banyak tuh. Gimana sama teman-teman yang punya targetan khatam 2x dalam bulan ramadhan, wah pasti pahalan buanyaaak bangeeeet.

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah: 261)
 
Subhanallah... Allah Maha Pemurah ya.

Dan masih banyak ibadah lain yang luar biasa. Shalat sunnah aja dihitung sama dengan pahala shalat wajib. Wow! Kalo shalat terawih 20 rakaat berarti... buanyak yang jelas.

“Sesungguhnya kaum muslimin dan muslimat, kamu mukminin dan mukminat, orang-orang yang taat laki-laki dan perempuan, orang-orang yang jujur laki-laki dan perempuan, orang-orang yang sabar laki-laki dan perempuan, orang-orang yang suka bersedekah laki-laki dan perempuan, orang-orang yang suka berpuasa laki-laki dan perempuan, orang-orang yang memelihara kehormatannya laki-laki dan perempuan, orang-orang yang suka menyebut-nyebut nama Allah banyak sekali, laki-laki dan perempuan, maka Allah menyiapkan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al-Ahdzab: 35)

Wah benar-benar luar biasa. Jangan ketinggalan nih moment-moment kayak gini.

Nah ayo deh Ramadhan sebentar lagi nih. Buat targetan khusus. Orang beruntung orang yang lebih baik dari hari kemarin. Jadi kalo sama aja sama tahun kemarin berarti termasuk orang yang merugi dong. Gak mau kan??

“Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu.” (Asy-Syam: 9)

Targetannya enggak usah terlalu tinggi. Misalnya kalo sekarang tilawah Al-qur'an nya belum tiap hari, nah di bulan Ramadhan minimal sekali deh bacanya. Habis Shahur nunggu shalat shubuh atau gak nunggu adzan buka puasa. Yang penting targetannya lebih baik jangan malah jadi lebih buruk.

Jangan gara-gara puasa, jadi lemes terus jadi malas melakukan kegiatan dan akhirnya tidur sepanjang hari. Nah itu juga enggak bagus. Malah menyia-nyikan waktu kan? Walaupun tidur dalam bulan Ramadhan ibadah, tapi tidur berlebihan enggak baik. Kepala jadi pusing dan pening dan kegiatan yang harusnya dilakukan malah belum selesai dikerjakan.

Ayo deh jangan sia-sia in ya kesempatan emas kayak begini.

Jangan jadi pengikut terus tapi jadi yang diikuti dong..hehehe Bikin suasana baru di kelas atau ruang kuliah atau ruang kantor jika ada waktu kosong jangan baca novel atau buku yang kurang bermanfaat atau malah nge-gosip (cewek ya biasanya) tapi MARI baca Al-qur'an.

Pertama-tama ajak teman sebelah, terus temen sebelah ajak temen sebelahnya lagi terus begitu nanti kan jadi banyak. Nah selain bisa melakukan hal yang bermamfaat kita juga bisa mengajak orang berbuat baik jadi dapat pahalanya bareng-bareng deh...hehehe

Ayo ayo...
Sambut hadiah ramadhan penuh sukacita.
INGAT!
Bukan uang lebaran tapi...hahaha

saling mengingatkan ya teman-teman...

Kamis, 29 Juli 2010

PLIS DONG, AKH!

Lagi iseng-iseng cari cerpen, aku nemu cerpen bagus banget nih...
walau copy paste, berharap bermanfaat  ya!!



PLIS DONG, AKH!
Nova Ayu Maulita
           
“Assalamu‘alaikum, Ukhti!” suara melengking itu spontan membuatku mendongak. Tommy terlihat sumringah saat melihatku.
“Apa kabar nih? Lama nggak ketemu. Jadi kangen!”
Mulutku tercekat. Hari gini dia bilang kangen sama aku? Ugh. Rasanya aku ingin tenggelam ditelan bumi. Masalahnya saat itu aku tidak sendirian. Aku sedang bersama adik mentoringku. Masalahnya lagi, baru lima menit yang lalu aku mengisi mentoring tentang manajemen hati dan sikap. Nah, kalau sekarang aku disapa Tommy seperti itu kan jadi rumit. Bisa-bisa dikira aku punya skandal dengan ikhwan yang satu ini.
            “Iya, liburan kemana aja, Ukh? Cerita-cerita dong!” Tommy masih nyerocos tanpa merasa bersalah sama sekali. Sementara itu aku senin-kamis menahan malu sambil menghindari tatapan adik-adik mentorku yang sesekali tersenyum nakal dan berdehem-dehem. Mungkin saat itu mukaku sudah berubah menjadi traffic light, merah kuning hijau. Tapi dia tetap saja cuek dan pasang innocent face.
            Tommy adalah teman sekelas SD-ku. Enam tahun sekelas dengan nomor absen yang berurutan membuat kami lumayan akrab. Sering ngobrol, sering kerja kelompok, sering merancang ide-ide konyol, tapi sering bertengkar juga. Pokoknya dulu bisa dikatakan kami berteman baik deh. Waktu lulus SD, dia pindah ke luar kota. Tidak pernah ada kabar sampai tiba-tiba dia sudah satu jurusan, bahkan sekelas denganku di universitas. Tapi tentu saja semua sudah berubah. Paling tidak sekarang aku sedikit-sedikit juga tahu adab bergaul dengan lawan jenis.
            Tapi, entahlah bagaimana dengan Tommy. Dia memang terbuka, suka bergaul, bercanda, dan ngobrol dengan siapa saja. Sepertinya sekarang dia juga sudah cukup paham. Sekarang kami sama-sama bergabung di rohis fakultas. Tommy sering juga ikut kajian umum di fakultas, sering terlihat kumpul bareng ikhwan-ikhwan mushala, sering ikut dalam kepanitian SKI, dan juga  cukup sering menyebutkan dalil-dalil yang menunjukkan pengetahuan Islamnya cukup terakreditasi. Tapi untuk masalah ‘centilnya’ ini, ah entahlah....
            “Kok diem terus sih, Van! Ngomong dong! Ngomong...!” Disuruh ngomong aku malah semakin kikuk. Apa lagi kalau mengingat nada suaranya yang mirip-mirip iklan operator telepon selular yang beberapa waktu lalu sempat populer, “Ngomong dong, sayang..!” Weeit...!
            “Iya, ya, liburanku biasa-biasa aja kok. Pulang cuma seminggu, belum hilang kangennya sama orang rumah. Kemari... nggak jadi deh!” aku nyaris saja keterusan bicara. Tadinya aku mau cerita kalau kemarin aku ketemu sama Dela, teman kami dalam hal gila-gilaan waktu di SD dulu. Wah, kalau tadi aku cerita, pasti obrolan nostalgia SD akan jadi panjang.
            “Kemarin kenapa? Cerita dong... aku jadi penasaran nih.”
“Nggak usah, nggak penting kok! Anggap aja tadi aku nggak ngomong apa-apa”
“Uh... dari dulu kamu nggak berubah. Bikin orang penasaran.”
Aku cuma ngiyem mendengarnya.
 “Eh, Van, Van. Kamu liat akhwat itu nggak?” Kali ini Tommy mengalihkan pembicaraan. Matanya mengarah pada seorang akhwat yang berbaju abu-abu di seberang. “Emangnya kenapa?” Aku terpancing ingin tahu.
            “Itu tuh, bajunya kok nggak match ya. Liat tuh, bajunya abu-abu, bawahannya hijau, jilbabnya item, eh... tasnya merah. Bagusan kan kalo roknya item dan tasnya apa gitu kek, yang penting jangan merah. Trus kaos kakinya itu lho, kok kuning. Aduh...!” Tommy sok-sok memberikan penilaian bak seorang desainer sambil memukul-mukulkan telapak tangan ke jidatnya. “Payah ah, penampilannya! Kalau kamu hari ini sudah cukup match kok, Van. Bagus, bagus!” Tommy memandangi sekilas setelan biru yang kupakai.
Aku sudah tidak tahan mendengar komentar-komentarnya tadi. Siapa yang butuh komentar darinya? Kalau saja kami masih jadi anak SD, sudah kutonjok dia dari tadi. Hiiihhh!
            “Plis dong, Akh! Penting nggak sih buat kamu? Kasian lagi kalau beliaunya denger kamu ngomongin dia kaya gitu. Bisa kehilangan pede. Lagian harusnya kan antum jaga pandangan dong!” jawabku ketus disertai tampang bete. Khusus kalau sedang bicara dengan Tommy kata-kataku jadi campur aduk, tergantung mood. Kadang pakai istilah akhi, antum, afwan, atau istilah-istilah Arab lain. Tapi kadang juga keluar aku, kamu, kasian deh lu, dan bahasa-bahasa gaul lainnya yang dulu biasa kami pakai.
            “Emang nggak boleh ya komentar kaya gitu? Kalau aku malah seneng kalo ada yang ngeritik. Ah, wanita memang susah dimengerti.”
Aku menahan diri untuk tidak berkomentar sambil mengepal-kepalkan telapak tanganku di samping baju. Rasanya darahku sudah mendidih sampai ke otak. Melawan kata-katanya hanya akan memicu perdebatan yang sulit diramalkan endingnya.
            “Eh, udah deh, aku pergi dulu ya.”
Tiba-tiba rongga dadaku terasa lega mendengar kalimat terakhirnya itu. Lega.
“Tapi Ukh, sebelumnya tolong liatin muka saya ada tip-exnya nggak?”
Saking gembiranya, aku langsung menuruti persyaratan untuk membuatnya menghilang dari hadapanku. Aku mendongak menatap wajah yang ditumbuhi sehelai jenggot itu. “Nggak ada, kok,” jawabku.
“Makasih ya, Ukh! Tapi bukannya kita nggak boleh memandang wajah lawan jenis? Sudah ya, wassalamu’alaikum...!”
Tinggal aku yang bengong dan gondok habis. Ugh... kena deh! Awas ya!
 
***

“Assalamu‘alaikum...” Sosok Tommy sudah muncul di depan kostku. Aku celingukan mencari teman yang mungkin dibawanya serta. Nihil.
“Waalaikum salam warahmatullah.. Sendirian aja, Tom? Nggak bawa temen?” Aku jadi kikuk. Serba salah. Setahuku kalau ada dua orang laki-laki dan perempuan maka ketiganya ada setan. Hiyy. Di sini ada setan dong!
Tommy sudah empat kali berkunjung ke kostku. Aku juga sudah selalu berpesan kalau dia harus mengajak seorang teman biar kami nggak ngobrol berdua. Tapi sampai sekarang dia masih suka nekat datang sendirian. Dan aku juga belum bisa mengusirnya dengan tegas. Nggak tega.
Afwan, tadi cuma mampir karena habis beli jus dekat sini. Udah bikin tugas analisis konflik dan perdamaian, Ukh?”
“Udah, baru aja selesai.” Aku berusaha menghemat kata-kataku. 
“Aku bingung nih, masalahnya gimana sih? Bisa minta tolong dijelasin nggak?”
Pertanyaannya bikin aku garuk-garuk kepala. Memaksaku untuk menjawab panjang lebar. “Bisa nggak kalo nanya di kampus aja?”
“Tapi aku kan mau ngerjain nanti malem. Besok kita juga nggak ketemu di kampus. Padahal lusa harus dikumpulin.” Suaranya bernada kecewa.
“Emang nggak bisa nanya ke yang lain?!”
“Eh, kok ketus banget sih, Van! Aku kan udah bilang, mampir ke sini karena kebetulan habis beli jus di samping kostmu, trus inget kalau ada tugas yang aku nggak ngerti. Jadi sekalian nanya. Malu bertanya sesat di jalan. Kita kan nggak boleh menyembunyikan ilmu yang kita miliki. Ya udah kalau nggak boleh.”
Tiba-tiba hatiku meluluh. Kena jebakan kata-katanya. “Emang mau nanya apa sih?”
Tommy nyengir. “Nah, gitu dong!”
Akhirnya terjadilah diskusi kecil kami selama hampir setengah jam.
“Makasih banyak, Vanti! Entar namamu kucantumin di daftar pustaka deh.” Tommy berusaha melucu.
Tapi bagiku yang udah bete banget jadi enggak lucu sama sekali. Plis dong, Akh!
“Pulang dulu ya. Sampai jumpa. Mimpi indah ya!Bu bye..”
Gleg. “Kok sampai jumpa sih? Pake bubye pula.”
“Eh, iya, afwan. Assalamu‘alaikum...”
“Alaikum salam warahmatullah.”

***

Sepertinya belakangan ini Tommy menjadi sebuah masalah bagiku. Dan entah kenapa banyak kebetulan-kebetulan yang menyebabkan aku harus bersama dengannya. Misalnya pernah waktu jalan tiba-tiba kebetulan dia juga sedang jalan kaki dan tanpa sungkan-sungkan langsung mengajak ngobrol. Waktu beli makanan di kantin juga ketemu. Tiga kali ketemu di ke toko buku. Ke perpustakaan juga ketemu. Di luar kebetulan-kebetulan itu, Tommy juga sering sekali mengirim sms, menelepon, dan menanyakan hal-hal yang sama sekali tidak penting. Suka curi-curi pandang, suka memujiku, dan hal-hal lain yang menurutku sangat menjengkelkan. Rasanya aku ingin beberapa hari cuti jadi orang yang mengenalnya, biar kalau ketemu lagi aku tidak perlu merasa begitu bosan seperti sekarang.
“Jangan-jangan kalian jodoh” Aku hampir tersedak waktu Ika tiba-tiba mengucapkan hal itu. Memecahkan keasyikanku menikmati makan siang di kantin Yu Jum.
“Uhuk... uhuk... hari gini ngomongin jodoh?!” aku buru-buru minum karena tenggorokanku tercekat.
“Emangnya nggak boleh? Kuliah sudah semester lima, umur sudah kepala dua. Kalau memang jodoh kan bisa segera...” Ika cengar-cengir melihatku.
“Astaghfirullah, ngapain sih ngomong kaya gitu, Ka? Jodoh itu rahasia Allah, dengan siapa dan kapan itu rahasia Allah. Nggak usah dipikirin pun toh kalau sudah tiba waktunya akan datang sendiri. Nggak bisa diundur dan nggak bisa dipercepat.”
“Iya, tapi kan kalau memang sudah siap maka makruh hukumnya menunda-nunda pernikahan.” Kali ini Ika mengedip-ngedipkan matanya centil. Membuatku serasa semakin ingin menghilang.
“Yee, siapa yang bilang sudah siap nikah?”
“Lho, kamu belum tahu ya? Tommy kan mau nikah muda! Jadi... jangan-jangan dia sudah punya calon. Siapa tahu...! Inget lho, kalau sudah ketemu jodoh dan mampu, maka makruh hukumnya menunda pernikahan.” Ika kelihatan bersemangat sekali membuatku jengkel.
“Udah ah... kamu bikin aku kehilangan nafsu makan aja, Ka! Kalau kamu berminat, bungkus deh buat kamu!” Ika hanya terkekeh mendengarnya.

***

Entah kenapa tanpa kusadari, obrolan dengan Ika itu menghantui pikiranku. “Iya, jangan-jangan, jangan-jangan... oh tidak! Paling hanya aku yang ke-geer-an.
New sms! Handphoneku tiba-tiba mengoceh sendiri.
Ups, dari Tommy!
Vanti yang baik, tolong ya siapin surat izin pinjam tempat buat syura besok. Plizz, you are my only hope =) 
Ih, apa-apaan sih ini kok minta tolong saja merayunya sampai maut begini. Nggak menghargai banget, masa ngomong sama akhwat masih tetap gombal-gambel kaya gini sih. Tiba-tiba pikiranku kembali melayang pada perkataan Ika siang tadi. Jangan-jangan.... Kadang sikapnya memang suka aneh sih, suka ngajak ngobrol lama-lama, suka memuji, suka sok kebetulan mampir dengan alasan beli jus. Padahal di dekat kostnya pasti juga ada yang jual jus, ngapain juga jauh-jauh beli jus sampai ke sini. SMS yang model begitu juga bukan barang baru lagi. Ihh.

* * *
           
“Hati-hati lho, Van!”
“Kenapa?” alis mataku terangkat refleks.
“Hati-hati lah... sama ikhwan kaya gitu!” tukas Evi, tetangga kamarku.
“Tahu nggak, kemarin Tommy ke sini lagi lho...”
“O ya?” kini mataku yang terbelalak.
“Hati-hati sama hatimu sendiri. Kan kamu sendiri yang bilang apa tuh... witing tresna jalaran suka kulina. Nah, kalau kamu tiba-tiba jadi suka sama dia gara-gara dia sering ke sini gimana?” Evi menatapku serius.
“Apalagi kalian udah kenal sejak kecil kan?” pertanyaannya semakin menusukku.
So what gitu lho...”
“Ya silakan ditafsirkan sendiri... aku cuma mengingatkan, setan itu cerdik bin lihai lho...”
Aku manggut-manggut
“Harus bisa tegas!” tambah Evi lagi.
“Tegas? Maksudnya, kalau dia dateng lagi aku harus apa? Kalau dia sms nggak usah dibales gitu?”
“Iyalah... kalau dia dateng tuh, nggak usah dibukain pintu! Kalau sms nggak usah dibales. Kalau becanda nggak usah diladeni, pokoknya bersikaplah dingin!”
“O... gitu ya?”

***

            Ternyata saran Evi cukup jitu. Tommy tidak lagi menjadi masalah bagiku dalam tiga minggu terakhir. Senangnya....
            “New sms!”
            Kuraih handphoneku.
            Tommy!
            Ass. Van, tidak saya kira, anti juga bisa bersikap tegas dan cool. Cocok dengan kriteria saya. Jadi, kapan anti siap menikah?
            Pliss dong, Akh!
            Tiba-tiba mataku memanas. Aku tidak sanggup bernapas lagi.***

Lomba rubik

RUBIK...
Iya ide yang bagus tuh buat lomba tujuhbelasan tahun ini. Karena memang tahun ini besamaan bulan ramadhan jadi tidak ada lomba makan krupuk dll (walaupun bisa sih malemnya...hehehehe). Ayo ayo ada niat bikin lomba rubik??

Lagian sekarang rubik sudah mulai merakyat kok. Jadi pasti sudah banyak yang bisa. Tinggal main cepet-cepetan aja..hehehe.

Rubik bukan hal begitu sulit kok walaupun keliatannya sulit banget. Tapi kalo sudah tau trik mainnya pasti bisa. Asal tekun dan teliti mainnya. Hati-hati aja untuk yang ingin belajar rubik bisa ketagihan main terus jadi jangan terlalaikan waktu belajar di sekolah untuk main rubik...

Aku juga punya cara mainnya nih bisa klik di bawah ini..


belajar rubik yoooook!

Ayo semarakkan hari kemerdekaan nanti dengan penuh rasa nasionalisme...

Subhanallah kangen sangat..

Kangen sangat...
Lagi iseng-iseng tadi lihat foto-foto d facebook. Jadi inget masa-masa LPJ dn STJ.. Dimana rasanya beban organisasi lepas dan tuntas. Karena emang udah bulan oktober belum belum STJ juga. (parah telat ya.hehehehe). Tapi di sisi lain pasti bakal kangen momen-momen kayak gitu. Dimana panik repot disuruh bikin surat dadakan, acara belum siap, makanan belum diambil, peserta pada belum dateng...Huhf.

Kangen semua itu. :-(

Bukan cuma OSIS MPK aja. ROHIS jugaaaaa...Dimana dana belum keluar, surat belum ada tandatangan, peserta kurang, susah dihubungin.. dll. Ya Allah, semua sudah pada mencar-mencar...

Pejuang-pejuang itu kini sudah berjuang di tanah ranah yang baru. Walaupun ada yang di Jakarta juga, tetap mereka akan menemukan sesuatu yang baru juga disana. Entah ada yang di UI, UNJ, UIN, Trisakti, UP dll...

Semoga mereka tetap setia menjadi pejuang yang tangguh dimana kaki dipijaknya. Amin Ya Rabb..

Dari Sumatra sampai Jawa Timur pejuang-pejuang itu berlari berharap akhirnya mengibarkan bendera kemenangan. Walaupun sedih rasanya kalau hendak berpisah. Apalah kata, perjuangan seorang pejuang tidak berlari di tempat, tetapi berlari sejauhnya hingga titik darah penghabisan.

Dan untuk teman-teman yang belum mendapat PTN jangan berkecil hati. Sesungguhnya Allah bersama orang yang sabar. Allah masih ingin mengajak berlari menemukan kebahagian yang lebih diinginkan teman-teman. SEMANGAT YA!!!
Laporan Pertanggung Jawaban 2008/2009
Serah Terima Jabatan
Sanlat 2009
 Pensil 2009 bersama akhwat kls XI


Maaf ya enggak punya foto ikhwannnya.. Foto yang bareng-bareng waktu itu lupa taruh dimana.hehehehe

Kamis, 22 Juli 2010

Belajar Photoshop..






























Go to Jogja

Hahaha. apa coba maksud setelah melihat judulnya?? Pasti dikiranya aku yang mau ke jogja. Wew, salaaaaaaaaaah...

Huh,berharap jum'at besok gak ada. Lho? kenapa?

salah satu sahabatku akan mulai ke jogja jum'at besok. Ya mungkin ketemu lagi abis LEBARAN. Atau enggak semester depan. Waa lama sekali ya...sedih.

Semoga perjalan sukses dan kuliah menyenangkan ya mut.


*sayang banget kemarin ngumpul ada yang enggak ikut.


Smiley Face

Dufan part two

Ajakan henri main DUFAN gratis sebenarnya udah ada semingguan di massage FB. Tapi enggak aku gubris. Walaupun buanyak banyak banget yang balas disitu. hehehe. Maaf ya. Abis belum tahu keputusan ikutan apa enggak kan waktu itu belum pengumuman SNMPTN.

Karena hasil pengumuman SNMPTN cukup memuaskan, akhirnya aku ikut juga ke dufan. Ya hitung-hitung perpisahan juga. Cause I will go to Bogor..hehehe. Lagian kalo rejeki aku yakin pasti dapat. Alhamdulillah ternyata masih 2 org yang belum ikut.


bener kan rejeki mah gak kemana-mana.

Seruu banget kemarin. Alhamdulillah untung sepi enggak kayak biasa. Iyalah wong hari kerja.hihhii. Ngantri sedikit main,ngantri sedikit main.. wew, semua dah. Bahkan sampe mainan yang enggak jelas didatengin. Weleh weleh... maklumi aja deh para calon mahasiswa ini.

Yang lebih parah, Henri (pak dokter) aneh bin ajaib ini bocah. Aku rasa otaknya muter terus.  Dia gak pusing-pusing. Abis main tornado lanjut main halilintar kecil. Bahkan dia mau ngajak aku main kicir-kicir tadinya. Aku cengo. Serinaaa???

Wew, aku rasa sangking seringnya dia ke dufan, dia jadi kebal semua permainan. Parah...hahahaha.

Terus permainan yang paling norak kemarin main kuda-kudaan yang muter-muter itu. Mainan yang buat anak balita. Emang sih pas iitu ujan jadi keputusan yang baik buat neduh dan nunggu reda.. hihihi.

THANKS to:
HENRI (jadi gratis deh kita ISSABELLA),wah sekarang pak dokter nih
Rafel, semangat fel pasti dapat PTN...
Dilla, asik dah UI mameeeeeeeeeen
Nur, rambut kurang panjang nur. Wah udah kyk F4 lo..
Daniel, anak semarang ini...
Hasan, semangat san! semoga STAN tembus...
Dias, yah ga beli pulsa lagi deh...wkakakakakk..


*Oia sampe sekarang aku belom berani naik halilintar (duasaaar norak!!)

putu nyusul yaaaa... belum di upload rapell...

Selasa, 20 Juli 2010

Kisah Seorang Ibu Yang Menyekolahkan Anaknya di Iran

Cerita dari Sekolah Penghafal Qur'an Balita

Saya tinggal di Iran dan punya usia anak empat tahun. Sejak tiga bulan lalu, saya masukkan dia ke sekolah hafiz Quran untuk anak2. Setelah masuk., wah ternyata unik banget metodenya. (Siapa tau bisa dijadikan masukan buat akhwat2 yg berkecimpung di bidang ini.) Anak-anak balita yang masuk ke sekolah ini (namanya Jamiatul Quran), tidak disuruh langsung ngapalin juz'amma, melainkan setiap kali datang, diperlihatkan gambar misalnya, gambar anak lagi cium tangan ibunya, (di rumah, anak disuruh mewarnai gambar itu), lalu guru cerita ttg gambar itu (jadi anak harus baik.dll).

Kemudian, si guru ngajarin ayat "wabil waalidaini ihsaana/Al Isra:23" dengan menggunakan isyarat (kayak isyarat tuna rungu), misalnya, "walidaini", isyaratnya bikin kumis dan bikin kerudung di wajah (menggambarkan ibu dan ayah). Jadi, anak2 mengucapkan ayat itu sambil memperagakan makna ayat tersebut. Begitu seterusnya (satu pertemuan hanya satu atau dua ayat yg
diajarkan). Hal ini dilakukan selama 4 sampai 5 bulan. Setelah itu, mereka belajar membaca, dan baru kemudian mulai menghapal juz 'amma.

Suasana kelas juga semarak banget. Sejak anak masuk ke ruang kelas, sampai pulang, para guru mengobral pujian-pujian (sayang, cantik, manis, pintar.dll) dan pelukan atau ciuman. Tiap hari (sekolah ini hanya 3 kali seminggu) selalu ada saja hadiah yang dibagikan untuk anak-anak, mulai
dari gambar tempel, pensil warna, mobil2an, dll.

Habis baca doa, anak-anak diajak senam, baru mulai menghapal ayat. Itupun, sebelumnya guru mengajak ngobrol dan anak2 saling berebut memberikan pendapatnya. (Sayang anak saya krn masalah bahasa, cenderung diam, tapi dia menikmati kelasnya).

Setelah berhasil menghapal satu ayat, anak-anak diajak melakukan berbagai permainan. Oya, para ibu juga duduk di kelas, bareng2 anak2nya. Kelas itu durasinya 90 menit .

Hasilnya? Wah, bagus banget! Ketika melihat saya membuka keran air akan terlalu besar, anak saya akan nyeletuk, "Mama, itu israf (mubazir)!"
(Soalnya, gurunya menerangkan makna surat Al A'raf :31 "kuluu washrabuu walaatushrifuu/ makanlah dan minumlah, dan jangan israf/berlebih2an) .

Waktu dia lihat TV ada polisi ngejar2 penjahat, dia nyeletuk "Innal hasanaat tushrifna sayyiaat/ Sesungguhnya kebaikan akan mengalahkan kejahatan" (Hud:114). Teman saya mengeluh (dengan nada bangga) bahwa tiap kali dia ngobrol dgn temannya ttg orang lain, anaknya akan nyeletuk "Mama, ghibah ya?" (soalnya, dia sudah belajar ayat "laa yaghtab ba'dhukum
ba'dhaa"/Mujadalah:12) .

Anak saya (dan anak2 lain, sesuai penuturan ibu2 mereka), ketika sendirian, suka sekali mengulang2 ayat2 itu tanpa perlu disuruh. Ayat2 itu seolah-olah menjadi bagian dari diri mereka. Mereka sama sekali tidak disuruh pakai kerudung. Tapi, setelah diajarkan ayat ttg jilbab (An-Nur:31)! , mereka langsung minta sama ibunya untuk dipakaikan jilbab.

Anak saya, ketika ingkar janji (misalnya, janji nggak main lama2, trus ternyata mainnya lama), saya ingatkan ayat "limaa taquuluu maa laa taf'alun" (As-Shaf:2). dia langsung bilang "Nanti nggak gitu lagi Ma.!" Akibatnya, jika saya mengatakan sesuatu dan tidak saya tepati, ayat itu pula yang keluar dari mulutnya!

Setelah tanya2 ke pihak sekolah, baru saya tahu bahwa metode seperti ini, tujuannya adalah untuk menimbulkan kecintaan anak2 kepada Al Quran.

Anak2balita itu di masa depan akan mmpunyai kenangan indah ttg Al Quran. Saya pikir2 benar juga. Saya ingat, dulu waktu kecil pergi ke TPA (Taman Pendidkan Al Quran) di Indonesia, rasanya maless..banget (Kalo nggak dipaksa ortu, nggak jalan deh). Bagi saya, TPA identik dengan beban berat, PR yaang banyak, hapalan bejibun, guru galak, dsb. Pernah saya dengar, di sekolah Kristen anak2 diberi hadiah dan dikatakan kepada mereka bahwa itu dari Yesus. Nah, kenapa kita kaum muslim yang meyakini bahwa agama kitalah

yang paling benar, tidak meniru cara ini agar anak2 merasa cinta kepada Allah dan Quran? Bagaimanapun, dunia anak2 adalah dunia materi. Mereka baru bisa mencerap hal2 yang nyata, seperti hadiah (dan belum paham, pahala itu apa). Para orangtua teman sekelas anak saya juga pada cerita bahwa anak2nya malah nangis kalau nggak diajak ke ! sekolah. Malah, buat anak saya, ancaman tidak diantar ke sekolah adalah ancaman paling ampuh, kalau dia nakal (dia akan langsung nangis, hehehe...mamanya nakal ya?).

Metode pengajaran ayat Quran dengan menggunakan isyarat ini diciptakan oleh seorang ulama bernama Sayyid Thabathabai. Anak beliau yang pertama pada usia 5 tahun di bawah bimbingan beliau sendiri, sudah hapal seluruh juz Al Quran, berikut maknanya, hapal topik2nya (misalnya, ditanyakan, coba sebutkan ayat2 mana saja yg berbicara ttg akhlak kepada orangtua, dia akan menyebut, ayat ini..ini..ini. .), dan mampu bercakap-cakap dengan bahasa Al Quran (misalnya ditanya; makanan favoritmu apa, dia akan menjawab "Kuluu mimma fil ardhi halaalan thayyibaa" (Al Baqarah:168) . Anak kedua juga memiliki kemampuan sama, tapi sedikit lebih lambat, mungkin usia 6 atau 7 tahun.

Keberhasilan anak2 Sayyid Thabathabi itu benar-benar fenomental ( bahkan anak pertamanya diberi gelar Doktor Honoris Causa di bidang Ulumul Quran oleh sebuah universitas di Inggris ), sehingga sejak itu, gerakan menghapal Quran untuk anak-anak kecil benar2 digalakkan di Iran. Setiap anak penghapal Quran dihadiahi pergi haji bersama orang-tuanya oleh negara dan setiap tahunnya ratusan anak kecil di bawah usia 10 tahun berhasil menghapal Al Quran ( jumlah ini lebih banyak kalau dihitung juga dengan anak lulusan dari sekolah2 lain ).

Salah satu tujuan Iran dalam hal ini ( kata salah seorang guru ) adalah untuk menepis isu-isu dari musuh-musuh Islam yang ingin memecah-belah umat muslim, yang menyatakan bahwa Quran-nya orang Iran itu beda/ lain daripada yg lain.

Saya pernah diskusi dgn teman saya dosen ITB, dia mengatakan bahwa metode seperti itu merangsang kecerdasan anak karena secara bersamaan anak akan melihat gambar, mendengar suara, melakukan gerakan-gerakan yang selaras dengan ucapan verbal, dll. Sebaliknya, menghapal secara membabi-buta, malah akan membuntukan otak anak.

Selain itu, menurut guru di Jamiatul Quran ini, pengalaman menunjukkan bahwa anak-anak yang menghapal Quran dengan melalui proses isyarat ini (jadi mulai sejak balita sudah masuk ke sekolah itu) lebih berhasil dibandingkan anak-anak yang masuk ke sana ketika usia SD.

Selain itu, menghapal Al Quran lengkap dengan pemahaman atas artinya jauh lebih bagus dan awet (nggak cepat lupa) bila dibandingkan dengan hapal cangkem (mulut).

Sabtu, 17 Juli 2010

Buah kesabaran...

Man shabarra zafirra...
Siapa yang sabar dia yang beruntung.

Udah ditolak PTN 2 kali. Huh, sakit hati sebenarnya. Tetapi wong sudah terjadi toh jadi ndak bisa diubah...hehe. Selama menunggu hasilnya aku tidak berpikir apa-apa. Pasrah total..

Kesalahan di SIMAK, salah tanggal lahir dan tahunnya pas daftar online. Jadi pas ujiannya aku cuma main-main aja..  Soalnya tahunnya aja enggak ada di lembar jawaban. Wong, 1911..
Tapi pas tau pengumumannya ada banyak banget yang masuk jurusan MATEMATIKA di SIMAK. Aku kecewa dan nyesel banget. Rasanya aku bodoh banget...

Kesalahan di UMB, aku enggak tau. Emang banyak yang cap cip cup... jadi pas pengumuman, aku total pasrah...

Di detik-detik pengumuman SNMPTN ini, aku hanya berdo'a "Beri aku kekuatan atas pengumuman nanti dan jadikan itu jawaban dari semua do'a ku. Engkau akan memberi yang terbaik kepadaku. keluargaku dan sahabatku. Beri jalan atas semua mimpi besarku"

Aku sudah menulis di kertas bila kemungkinan terburuk itu tiba. Semua daftar universitas swasta terbaik dan jurusan siap aku beri kepada mama. Aku hanya ingin berkata, "Alhamdulillah" apapun jawaban dari pengumuman itu. Alhamdulillah itu yang terbaik.

Lagipula ayahku tidak keberatan aku kuliah dimana saja. Yang penting cocok sama akunya. Swasta pun tidak apa-apa kata ayah. Ya udah, aku biasa aja. Kalo ditolak di PTN, PTS pun jadi. Tapi semua ada jalannya. IPB  jadi almamaterku. 

Cita-citaku cuma satu, mau menapaki luasnya bumi Allah. 

Alhamdullillah.. aku diijinkan untuk lebih jauh dari jakarta..
mudah-mudah an selanjutnya malaysia > singapura > jepang > mesir > arab > keliling afrika > jerman > spanyol > amerika .

Amin ya Rabb...

Dan bagi teman-teman yang belum diterima, bersyukurlah Allah akan memberi yang lebih baik dari yang teman-teman inginkan sekarang...

Untuk OPI, JUWITA dan JELITA... semangat ya! Aku selalu berdo'a untuk kalian. semoga kita semua sukses ke depan... amin..

Rabu, 14 Juli 2010

Kejadian aneh di rumah sakit

By: Isa Alamsyah
(copy paste)

Ada kejadian aneh di Ruang ICU sebuah rumah sakit.
Setiap jumat pagi di kamar yang sama, apapun penyakit pasiennya, apapun jenis kelaminnya, berapapun umurnya, selalu saja pasiennya meninggal.
Semua obat-obatan diperiksa, semua diagnosa diteliti, semua alat diperiksa, dan tanpak baik-baik saja.
Tetapi kenapa setiap jumat pagi selalu ada kejadian ini.
Sampai-sampai staf rumah sakit mulai percaya ada kekuatan gaib yang beraksi setiap jumat pagi.
Akhirnya pihak rumah sakit membentuk tim khusus yang bertugas meneliti kamar ini.
Ada 2 dokter, 1 perawat, satu petugas keamanan, serta seorang ahli supranatural yang berjaga untuk melihat apa sebenarnya yang terjadi setiap jumat pagi.
Mereka yang tergabung dalam tim juga khawatir dengan peristiwa gaib apa yang mungkin akan mereka lihat, mulut mereka tak berhenti komat-kamit berdoa.
Subuh baru saja lewat, tapi tidak ada kejadian apa-apa.
Pukul 6 pagi, matahari terbit, anggota tim masih menunggu dan bersembunyi, tapi tidak terjadi apa-apa.
Pukul 7 pagi pintu kamar terbuka....
Terdengar suara langkah masuk ke dalam kamar...
Rupanya seorang petugas kebersihan parttimer masuk untuk membersihkan kamar.
Sebuah headset menempel ditelinganya, ia bersiul mendengarkan lantunan lagu dari music player di Hp-nya.
Ia langsung siap bekerja. Ia memulai dengan mencabut kabel alat bantuan pernafasan dari stop kontak lalu menggantinya dengan colokan kabel untuk vacum cleaner. Dengan santainya ia membersihkan kamar, sambil bersiul.
Kasus terungkap, kejadian aneh ini memang terjadi sejak si partimer mulai bekerja beberapa minggu lalu.

Humor dan hikmah
Kisah ini hanya intermezo, tentu saja tidak terjadi di dunia nyata. Jadi mohon maaf buat para dokter dan rumah sakit, setting dipilih karena lebih mudah penggambarannya.

Buat orang beriman percaya pada yang gaib memang bagian dari keimanan, akan tetapi terlalu mudah mempercayai suatu kejadian aneh terjadi karena hal yang gaib juga bisa jadi merupakan bentuk kebodohan.
Percaya pada hal yang gaib, terutama terkait dengan kejadian aneh, tidak boleh mengorbankan logika dan akal sehat.
Jika ada hal yang aneh lalu dengan mudah kita percaya itu gaib, maka kita akan terjebak dalam kebodohan yang nyata.
Ada orang yang dengan mudah ganti nama anak karena sakit-sakitan terus.
(Padahal sebaiknya ia mengecek tuntas apa benar diagnosa sakit sang anak).
Ada yang dengan mudah pergi ke dukun karena cari kerja susah.
(Padahal ia harus memperbaiki surat lamaran dan kelengkapannya).
Yang lagi tren, banyak yang mengforward SMS atau email karena takut kualat kalau tidak mengforward (surat berantai).
Dan banyak contoh lainnya.

Semoga bermanfaat yah...

Smiley Face

long holiday..

Maaf ya bloggy, aku belum sempat menulis apa pun 3 minggu ini. Liburan (nganggur sih sebenarnya) yang tidak jelas ini membuat aku bingung sendiri dan cari kegiatan yang bermanfaat. Dari di rumah, masak-masak (bantu mama) cari menu bagus buat makan siang beberapa kali untuk adeku. Kebetulan memang di rumah udah ga ada pembokat jadi masak macem-macem sendiri. Lumayanlah latihan masak.hehehe.

Ya jadi udah bisalah masak makanan sederhana kayak sop, tumis-tumisan, siomay, baso, perkedel dll.. pengalaman juga sih. Merasakan sulitnya masak dan capeknya ngiris, ngulek (walaupun kadang suka diem-diem diblender.hehehe. pegel mamen soalnya...), goreng, numis dll.. Jadi aku gak sembarangan ngasih komentar kalo ga enak sama seseorang kecuali dia minta di kritik. Hm.. siap-siap kuping deh aku kalo ngasih kritik ga nangung-nanggung.

Terus menjadi guide buat sodaraku yang dari luar kota, terus cari buku bacaan... Eits, bukan nyari lagi tapi nge borong buku+komik...hehehe. Maklum minggu kemarin gramedia lagi ada bazar komik gitu. Yah, walaupun komik jadul ga apalah yang penting belum pernah baca.hehehehe. Dan efeknya jadi males nulis nih. Terlalu jadi pasif akhirnya..

Lagi lagi musim liburan musim reunian juga nih. Makanya harus pinter-pinter manage money. Ya jangan berlebihan juga yang penting bisa untuk makan minum nonton main (wah itu juga banyak. enak aja..hehhehe). Ya buat memperkuat tali persaudaraan juga.  

TING! jadi ingat sesuatu. (maaf ya buat, ROHIS ga bisa ikut LDKR, DEMIS 89 ga bisa ikut ke PUNCAK dan terakhir tidak bisa ke SEMARANG buat TYA. Aku ga diijinin ke luar kota sementara ini. Padahal aku ingin banget ikutan.....................)

Di liburan ini aku juga dapat beberapa ilmu dari beberapa seminardan talkshow tentang farmasi islam (HPA) dan potret edukasi di masa kini (salam UI). Seminar dan talkshow yang luar biasa. Jika ada waktu aku menyempatkan diri menulis di bloggy ya... share ilmu juga.

Hem..banyak lagi deh kegiatan dalam liburan yang panjaaaang ini untuk dapat kita lakukan. (ini aja liburannya belom selesai.hahahahahaha). Semoga liburannya dapat bermanfaat ya friends...

TIPS untuk tour kemana saja:
  • Untuk wanita, selalu membawa peralatan sholat (yang muslim)
  • Bawa buku bacaan jika dibutuhkan dalam perjalanan jauh.
  • Kamera
  • Minum dan makanaaaaaaaaaan....
  • Duit secukupnya...(jangan berlebihan)
  • Bikin daftar tempat yang akan dikunjungi agar semua anggota dapat menyiapkan persiapan dan uang.

Kamis, 01 Juli 2010

Waktu...

Waktu tidak bisa menjawab cerita kita
Dia hanya jalan tempat kita berpijak
Berpijak dalam mutiara kehidupan ini..
Waktu bukan makhluk yang dapat berbicara
Dia hanya penunjuk kapan jawaban dari cerita kita

Aku yakin,
Waktu menhantarkan kita pada tempat paling indah
Dari sejuta panorama cerita kita..

_Agnisaa_

Sandal Pak Haji


Smiley Face
Setelah sholat di Musholah sebelah rumah, Pak Haji kebingunan mencari sandalnya.
Lalu datanglah Udin anak muda yang sering ikut acara di Mushollah.
"Ada apa Pak Haji?"
"Sandal ane hilang!'
"Oh, tadi diambil Lela anak Pak Haji, biar saya ambilin ya Pak Haji."
"Oh ya, tolong. Makasih ya, Din"
Segeralah Udin ke rumah pak haji di sebelah dan menemui Lela ada yang sejak tadi ada di teras.

"Asalamu alaikum, Lela!"
"Wa alaikum salam. Ada apa, Din?"
"Lela, mungkin kamu gak percaya, tapi tadi pak haji bilang, saya disuruh cium pipi kamu!"
"Mana mungkin babe bilang begitu, enak aja!"
"Ya udah kalau gak percaya"
Lalu Udin berteriak ke arah musholah.
"Pak Haji, gak dikasih sama Lela..."
"Lela...ayo kasih, jangan gak dikasih..." teriak Pak Haji dengan nada agak marah.
Mendengar ayahnya kelihatan serius, Lela percaya saja, pasti ada alasannya.
Setelah mencium pipi kanan, Udin bilang lagi.
"Lela, kata Pak Haji harus pipi kanan dan kiri, jadi pipi kiri juga harus dicium"
"Kok aneh si babe?" pikir Lela.
"Ya udah kalo gak percaya!."
Lalu Udin berteriak lagi ke arah musholah.
"Pak Haji, cuma dikasih sebelah sama Lela..."
"Lela... buruan kasih, jangan cuma sebelah, kasih dua-duanya ..." teriak Pak Haji dengan nada lebih tinggi.
Mendengar ayahnya semakin marah, Lela jadi percaya saja.
Udin berhasil mencium pipi dan kanan Lela. Recana yang dipikirkan berbulan-bulan ternyata berjalan lancar.
Udin segera kembali ke musholah dan memberikan sandal yang sejak tadi disembunyikannya.

Humor dan Hikmah.
Kisah ini terlihat konyol tapi itu sebenarnya itu mewakili kehidupan kita saat ini.
Dunia saat ini penuh dengan manipulasi.
Udin berhasil memanipulasi kepercayaan.
Ia memanipulasi kepercayaan Pak haji kepadanya. Ia memanipulasi kepercayaan Lela pada ayahnya dan ia mendapatkan keuntungan dari manipulasi yang ia lakukan.

Kenapa tokohnya Udin?
Udin sebenarnya nama baik berasal dari kata Addin (Agama), tapi justru di situ masalahnya.
Orang yang memanipulasi kita di dunia nyata justru tidak tampil bertato, gondrong, berotot atau membawa senjata.
Orang yang akan memanipulasi kita mungkin ada yang berpeci, bersorban dan terlihat alim.
Ada juga yang berdasi, bermobil dan bertutur kata baik.
Ada juga yang berwujud caleg atau politisi.
Ada yang menipu dengan pendekatan investasi, kerja sama bisnis atau pendekatan lain yang terlihat hebat.
Mereka datang seolah datang sebagai dewa penolong yang ingin menolong kita yang sedang dalam keadaan lemah.
Karena itu jangan mudah percaya, jangan mudah terpedaya.

Apa yang membuat Lela terpedaya?
Lela sebenarnya adalah korban salah parenting.
Banyak orang tua yang mendidik anaknya untuk patuh pada orang tua, padahal inti parenting bukan itu.
Anak harus patuh pada orang tua karena orang tua mengajak pada kebaikan dan kebenaran, jadi sebenarnya yang harus dipatuhi anak adalah kebaikannya dan kebenarannya.
Jika anak dilatih patuh pada kebenaran, maka ia diberi kebebasan untuk menentang atau mengkritik orang tua ketika orang tua bertindak tidak benar.
Ini ideal, tapi banyak orang tua yang tidak mau sepenuhnya terbuka menerima kritik.
Hasilnya seperti Lela, ia tahu itu salah, ia sadar ada yang aneh, tapi karena takut atau percaya buta pada orang tua ia menjadi korban manipulasi.

Nah kini saatnya kita menyiapkan diri untuk tidak jadi korban manipulasi orang lain atau lembaga apapun.
Seperti artikel yang pernah dikirim sebelumnya, agar tidak jadi korban kejahatan atau manipulasi, kita juga harus tahu cara berpikir orang jahat atau manipulator.
Dan kita juga harus menyiapkan anak-anak kita agar tidak menjadi korban.

Dunia ini tidak sempurna, itu kenyataaannya.
Plilihannya mengambil segala kebaikan dan menghindari segala kekejaman dunia, atau terbawa arus menjadi korbannya.

No Excuse, karena kita semua bisa!
 
 Hasil copas dari Facebook Isa Alamsyah..
Maaf ya belum bisa bikin sendiri, semoga bermanfaat ^_^