Jumat, 09 September 2011

24 hours

24 jam bukan angka yang sedikit. Pengelolaan waktu bukan hal yang mudah semudah membalikkan telapak tangan. 24 jam bisa menjadi singkat atau bisa akan menjadi bagai setahun tergantung bagaimana kita mengelolanya. Dari mulai membuka mata, bangun tidur hingga kembali ke tempat tidur bisa menjadi waktu yang sangat singkat. Apalagi untuk kelas mahasiswa yang doyannya.. ups sukanya jalan-jalan, ngobrol-ngobrol atau malah ada yang tukang rapat itu menjadi lampu bahaya yang harus selalu dingatkan.

Apalagi kemajuan teknologi yang semakin maju sehingga membuat banyak remaja yang terlena dengan banyak jejaring sosial yang populer dari facebook, twiiter, skype dan lainnya. Membuang waktu dengan hal-hal yang seperti itu memang sangat tidak terasa. Tiba-tiba tiga jam sudah habis tanpa menghasilkan apa-apa.

Bukannya 24 jam yang sebentar mungkin 3 tahun akan pula terasa singkat. Atau 1 tahun? 1 semester? Dengan hanya menghabiskan 7 bab bahan kuliah yang sangat tidak bisa disepelekan dan tiba tiba, " Ya ini minggu terakhir kalian belajar, selamat menempuh UTS minggu depan...." Huaaaaaaa tidaaak. Bahkan 1 bab hanya menghabiskan 3 jam sekali pertemuan. Apa yang dilakukan selama 3 jam tersebut?

3 jam pula bukan waktu yang sebentar, entah kelengahan mahasiswa banyak menyepelekan disini. Entah untuk ngobrol-ngobrol atau malah tidur di kelas. Ini semua akan berlalu dan akan berujung penyesalan. Kenapa gue ga begini begitu bla bla.... Sepanjang jalan kenangan nanti curhatannya. Belum tangisan berember-ember.

Jadi apa 3 tahun itu sebentar atau lama?
Bagaiman kita mengelolanya. Semoga tidak useless. Tulis agenda sebelum tidur. Tulis sedetai-detailnya. Jangan biarkan waktu yang mengendalikanmu tapi kamu yang mengendalikan waktu...

#jika perlu tulis mimpi sedetail-detailnya untuk 1 tahun hingga 3 tahun mendatang... Spirit.

Your life is yours.

Jumat, 02 September 2011

Lebaran VS bersyukur

Minat menulis akhir-akhir ini sedikit berkurang. Bukan karena inspirasi, karena inspirasi bisa didapat dimana saja. Bukan karena waktu,  karena waktu ada 24 jam. Bohong! bila ada yang bilang aku enggak sempat. Kalau enggak disempatkan, ya mana sempat.hehehe. Trus kenapa dong? Aku enggak mood nulis. Malas intinya *jujur ya #edisi lebaran nih...hehe

Sebelumnya aku mau mengucapkan  
SELAMAT IDUL FITRI 1432 H.
Maaf ya bloggy dan teman-teman pembaca.

Lebaran?
What do you think about it?

Shalat Ied bersama keluarga dan maaf-maafan antar anggota keluarga. Dan berita di TV juga makin panas akan maraknya arus mudik. Bete juga setiap nonton atau berita online isinya begitu terus. Tapi bermanfaat juga sih info buat teman-teman yang mau mudik. Jadi tahu keadaan medan yang akan ditempuh.

Beduk dan takbiran juga identik dengan lebaran. Terus apalagi coba? Baju baru dan THR! Ya ini yang pasti enggak ketinggalan alias cuma kebiasaan orang INDONESIA aja. Kalau enggak ada keduanya kayaknya enggak afdol (kata orang betawi).

Kita harus bersyukur ketika lebaran kemarin bersama keluarga. Bertatapan, berjabat tangan bahkan berpelukan. Masih banyak saudara kita yang masih terpisah dengan orangtuanya karena keterbatasan finansial. Mereka rela tidak pulang walau hati sepertinya teriris dan mupeng (muka pengen) mudik ketemu ayah dan mama nya. Tidak hanya berbulan-bulan tidak bertemu tapi mungkin ada yang tahunan tidak bertemu. Rindu itu bagai lingkaran yang tak bertepi...

Lebih lagi mungkin ada yang dari kita memikirkan
Aduh belum beli baju baru...
Bersyukurlah ketika kita masih mampu beli baju baru. Setidaknya masih banyakkan baju di lemari kalau kita tidak membelinya. Coba kita tengok teman-teman di palestina atau daerah timur tengah yang masih bergelut dengan musuh-musuhnya yang setiap detik bisa menerkam nyawanya tiba-tiba. Untuk memikirkan dirinya selamat sudah cukup sulit hingga masuk ke lorong-lorong bawah tanah. Apalagi buat memikirkan baju baru itu nomor 1000 bahkan mungkin tidak ada dalam daftar mimpi mereka. Mereka sangat bersyukur ketika mendapat tempat untuk shalat Ied. Karena untuk mendapatkannya setengah mati. Taruhannya bukan satu dua orang tapi puluhan orang nantinya.

Bersyukur ya teman-teman ketika lebaran ini masih bisa berkumpul bersama keluarga dan mendapat rezeki yang berlebih. Berkumpul bersama keluarga sudah kebahagiaan yang sangat luar biasa. Jangan sering menengok ke atas tapi sering-sering menengok ke bawah jika itu membuatmu bersyukur..

Oia jangan lupa ya esensi Ramadhan nya. Ramadahan itu hanya sebuah diklat menjadi lebih baik. Kebiasaan-kebiasaan dalam Ramadhan kembali di teruskan ya.. Yoook puasa syawalnya jangan lupa yaa..

#keep spirit and keep positive thinking.