Rabu, 17 November 2010

Laporan oh laporan

masih berkutat dengan laporan sedangkan besok ke stasiun jam 6 pagi...

Give strong God...

Selasa, 16 November 2010

IOP 18...

Thank to God..
I find new experience, new friend and new about all.

IOP 18 (IAAS Orientation Program) so nice... I'm very proud to have join with IAAS. But really until now I still don't trust I have joined with it.  Because my english ability so bad. Why I was selected to join? I don't know. May God give me oppourtunity to improve my english ability be better.

IOP 18 greeeeaaaaaaaaatt....
I find new many friend and many same senior department. I have recognize many character in my group...


I miss the moment when make database, yel-yel, outbound, presentation act..


IOP give me spirit to improve my ability and realize your struggle so long. Moreover, make me realize that so many dreamers and one winner of them.. Man Jadda wa Jadda...


group 7 Saccharum Officinarum  

















Selasa, 09 November 2010

Diajarkan peduli atau merusak??

Ketika ada anak kecil di taman dan melihat sebuah bunga kecil yang indah, rata-rata orangtuanya malah memetik bunga itu dan diberikan kepada anaknya. Pernah kita sadari bahwa perbuatan seperti itu justru mengajarkan anak kecil itu merusak lingkungan. Menikmati keindahan bunga itu bukan berarti anak itu harus memetiknya. Melihat, memandangi dengan rasa syukur atau bisa mengabadikannya dalam 2 dimensi (foto) itu seperti lebih baik. Dan itu tidak merusak keindahan bunga tersebut bukan. Selain itu, orang lain pun juga menikmati keindahan bunga tersebut.

Terkadang hal-hal yang kecil sering kita tidak sadari dan itu dapat berdampak buruk atau malah berakibat fatal..

Kamis, 04 November 2010

That life, bersyukurlah...

Seperti apa kehidupan? Kehidupan bukan hanya seperti kita sekarang ini. Keluarga, sahabat atau kerabat itu merupakan sebuah lingkup kecil yang sepintas dapat kita raba dengan mata. Banyak hal di luar sana yang belum terjangkau begitu indah ataupun begitu sangat menyedihkan.

Sangat tidak patut bila kita berbangga hati dengan apa yang kita lihat sekarang ini atau malah mengeluh dengan sejuta kata sulit di bibir kita. Sebab di depan sana, masih ada jutaan orang pintar yang memiliki sejuta pemikiran hebat untuk mengedepankan dunia, menggenggam erat bumi dan membawa sejuta mimpi di hadapannya. Dan di belakang sana pula banyak orang yang berusaha bekerja keras membanting tulang demi sesuap nasi. Membeli sesendok nasi saja sulit apalagi memikirkan pakaian yang dipakai atau sekolah anak-anaknya.

Cobalah sekali-kali kita pergi ke pasar tradisional atau naik kereta api ekonomi (jangan ekonomi AC ya.hehehe). Perhatikan kehidupan realita disana paling tidak setengah jam saja. Apa yang anda temukan disana? Bandingkan dengan apa yang dapatkan sehari-hari.

Sering kita menyisakan satu atau dua butir nasi atau malah lebih itu menandakan kita tidak bersyukur apa yang kita dapatkan. Sebab masih banyak orang yang rela mengais tempat sampah hanya untuk sesuap nasi. Coba hitung jika anda menyisakan 1 butir nasi. Jika hari itu di Indonesia ada sekitar 10.000 orang yang melakukan seperti anda. Maka, kalian sudah membuang 10.000 butir nasi.

Bersyukurlah apa yang kita dapatkan. Bersyukur itu tidak hanya menerima, tetapi juga merawat, memperbaiki dan menggunakan segala dengan baik.