Sabtu, 09 Mei 2015

HI TEGAL

First travel saya tahun ini di bulan Maret adalah KOTA TEGAL. Setelah tahun lalu banyak sekali halangan untuk keluar dari kota yang penuh hiruk pikuk ini. Terakhir jalan-jalan ke kota si empunya batik trusmi “CIREBON” backpack bareng temen-temen di jurusan sama yang hobi jalan-jalan. Terima kasih, hobi ini menjadi semangat untuk nyari uang. hehe Tidak banyak kegiatan apa-apa disana. Jujur, tujuan kesana  not for fun really. Buat jenguk mbah yang kurang sehat sebagai wakil mama enggak bisa jenguk. Dan jadilah jadi delegasi kesana. Naik kereta sendiri, ini pengalaman pertamaku. Perjalan aku habiskan 5 jam untuk sampai stasiun tegal. Tidak betah berdiam diri berlama-lama akhirnya saya berbincang-bincang dengan sebelah saya. Akhirnya tidak terasa, 5 jam terlewati. WELCOME to TEGAL!

Sampai disana pukul satu, belum sempat makan siang jadi langsung cus makan. Kuliner pertama, Soto Talang yeah khas kabupaten Talang, Tegal. Ciri khas soto tersebut, mangkuknya kecil, bisa dicampur nasi atau lontong. Isinya bisa pilih, ayam, daging, babat atau campur. Ketika masuk di daerah talang, kita akan disambut banyak tempat makan yang menawarkan soto talang. Konon katanya, semua tempat makan tersebut adalah bisnis keluarga. Sebab beberapa cerita, tempat makan yang jaraknya berdekatan, ada yang sederet atau sekelompok ini masih ada hubungan darah sebagai kakak atau adiknya. Bahkan masih ada soto inti (maksudnya yang punyanya si bapak atau ibunya). Setiap lebaran tidak selalu sering kesini, sebab pasti jadi waiting list dulu. Huhu. Pengunjungnya banyak banget. Kalo laper dua porsi enggak perlu malu, karena mangkoknya memang minimalis. Hihi. Tapi saya cukup satu kok.hahaha. Makan siang yang mantap! Recommeded nih kalo lewat yah..


Malamnya saya berkunjung sebentar untuk melihat Taman Rakyat Slawi Ayu. Slawi merupakan salah satu bagian dari kota Tegal. Katanya taman ini baru diresmikan oleh bapak Bupati Tegal. Taman rakyat ini semacam plaza untuk berkumpul warga. Tidak dipungut biaya apapun masuk ke dalamnya. Disana disediakan penyewaan sepatu roda. Plaza ini juga menyediakan beberapa area untuk bermain sepatu roda, ada sejenis ramp nya (jalan tanpa tangga, bentuknya miring seperti untuk dissable). Hampir seluruh area plaza dipenuhi anak-anak kecil bermain sepatu roda. Terlihat asik, tapi sayang ukuran sepatunya cilik-cilik hihi. Selain itu, penjual lampu gelang, mainan anak-anak sampai penyewaan motor-motor-an untuk anak-anak. Disisi kanan taman ini ada pujasera (pusat jajanan serba ada), ada ayam bakar, nasi bakar, soto, roti bakar dan beberapa jajanan pengganjal perut lainnya.


Sebelum pulang ke jakarta dengan galau yang setengah mati masih ingin makan sate kambing muda tegal padahal waktu sudah limited. “Tan, satu jam lagi cukup enggak yah?” Tanyaku sambil berharap dalam hati. “Masih kok, santai aja.” Akhirnya kami nekat mampit ke tempat makan yang jual sate. Sate kambing muda plus teh poci gula batu. MANTAAAP!! Enggak nyeselaaah..




See you in the other city
This is my story, and you?


Mei 2015

Agnisaa

Jumat, 01 Mei 2015

Filosofi Kopi

Film Indonesia kini menurut saya memiliki perubahan yang sangat besar. Bukan hanya visualisasi yang sangat menarik tapi makna dari filmnya juga sangat baik. Pengambilan teknik visualisasi yang menjadi ciri khasnya yaitu pemandangan alam atau view disekitarnya. Entahlah bukan karena saya anak landscape sih, tapi pemandangan alam atau view kota yang memukau membuat film tersebut berbeda dari yang lain. Suasana sun rise atau sun set benar-benar membuat penonton tenggelam masuk dalam ceritanya. 

Film-film action kali ini menjadi sedikit tersingkirkan dari prioritas film di bioskop. Terkadang saya menonton film tidak hanya untuk hiburan, tapi untuk mencari ide-ide baru bahkan penyemangat baru. *gaya hahaha. Apalagi film-film yang berbau dengan jalan-jalan, ah pasti asyik.

Oke mau sedikit mengulas film filosofi kopi nih. NEKAT, KERJA KERAS dan TEKUN.

Nekat disini bukan terburu-buru tanpa arah dan tujuan. Nekat yang digambarkan punya tujuan, cara dan resiko yang sudah dipaparkan namun dengan keyakinan bahwa semua akan berhasil dari hasil rencana yang dibuat. "Ah, gila banget!!" Kalimat yang paling sering banget keluar. Berani mengambil challange untuk naik kelas. Terkadang kita secara enggak sadar sering ditawarkan challange, tapi terkadang juga kita masih ragu-ragu untuk berusaha melakukannya. 

Kerja keras untuk terus mencoba keluar dari kegagalan. Pernah denger pepatah, habiskan jatah kegagalanmu! Gagal dibilang kopi terenak, enggak membuat ben dan jody putus asa. Bahkan usahanya terus dan akhirnya ia menemukan resep sederhana dari petani kopi dan cara membuat yang sederhana juga.

Tekun itu fokus sama yang kamu tuju. Seberapa besar badai menghadang, masih kokoh berdiri. Fokus sama passion, pada dasarnya kerja sesuai passion itu lebih asik. Kefokusan ben terhadap kopi bukan hal yang biasa. "Gue enggak pernah main-main sama kopi" Dia yakin penikmat kopi bukan mencari wifi tapi rasa dan bau kopi yang nikmat.

Film ini juga mengingatkan dengan ayah saya, yang selalu minta dibuatkan kopi dengan gula yang sangat sedikit. Karena kesedikitan gula tersebut saya dan beberapa orang sering berkomentar "mending enggak usah pake gula yah". Terus ayah tertawa sambil menjawab, "Sepahit-pahit kehidupan pasti ada manisnya." woooh... haha.

Ini aku ayah dan kopi. Kamu?


Mei 2015

Agnisaa