Jumat, 20 Februari 2015

Confidence Class (Inspirasi Academy)

Tidak semua orang pandai menggunakan bahasa lisannya dengan baik. Biasanya tergantung seberapa sering kita menggunakan otak sebelah kiri atau kanan. Faktor pergaulan di kehidupan sehari-hari juga. Apakah orang tersebut termasuk orang yang pandai dalam mengolah kata atau tidak. Akan tetapi semua dapat dipelajari. Bakat atau kemampuan dapat dilatih hingga baik. Pisau yang diasah terus menerus akan tajam. Begitu pula patung budha emas di Thailand tidak pernah ada jika tidak ada yang menggali dan mengosoknya. Zaman dahulu ditemukan sebuah batu besar, kemudian beberapa ahli sejarah tersebut penasaran, akhirnya dengan pantang menyerah dan yakin bahwa batu ini sangat berharga mereka mengosok dan membersihkannya. Alhasil sekarang kita dapat melihat patung Budha emas yang berada di Thailand. Sama halnya seperti diri kita, jika tidak pernah melatih kemampuan public speaking, kemampuan tersebut akan tumpul bahkan bisa hilang.

Banyak pelajaran berharga dari latihan public speaking yang dilakukan beberapa bulan lalu oleh Mas Brili Agung Zaky (Inspirasi Academy). Hal-hal yang paling penting dilakukan menjadi public speaker yang baik ialah matangkan persiapan berupa bahan yang akan dibicarakan, pakaian yang akan digunakan dan cek sound ketika akan tampil. Kami juga belajar bagaimana melatih vokal, mengelola pendengar dengan baik, serta mempersiapkan trik-trik agar pendengar tetap fokus dan menangkap apa yang dibicarakan.

Ketika menjadi pembicara, you will be 'artis hollywood'  artinya semua mata tertuju padamu. Perasaan nervous pasti ada pada seorang pembicara. Sekarang bagaimana mengelola nervous dengan baik ketika di depan khalayak? Kita punya kebiasaan tertentu dalam hal menenangkan diri. Setiap orang punya perilaku menenangkan diri dengan sikap yang berbeda-beda contohnya ada mengelus dada, loncat-loncat, menepuk pundak sendiri atau banyak lagi. Semua perilaku tersebut adalah perilaku wajar.

Nah jika tahap awal sudah terlewati, masih ada masalah berikutnya yaitu mengatasi lupa bahan dan mengelola pendengar agar tetap fokus. Mengatasi lupa bahan pembicaraan adalah berusaha mengulang apa yang terakhir dibicarakan dibahas secara ulang dengan teknik alur cerita yang berbeda. Itu akan perlahan mengembalikan daya ingat. Selajutnya, untuk pendengar tetap fokus, jadilah public speaker yang tidak membosankan. Bergeraklah di area-area yang masih dijangkau pendengar. Hindari berdiri yang terlalu pojok sehingga menyulitkan pandangan. Tatap mata pendengar secara merata. Dengan begitu pendengar akan merasa selalu diperhatikan.. ciyee hahaha. Yap itu salah satu triknya. Cobain ya..hehe

Banyak sekali ilmu yang diberikan. Banyak ilmu tapi tidak dipraktekkan juga useless kan. Disini saya juga menemukan teman-teman super. Mereka orang-orang yang tidak berhenti dalam belajar, bahkan jam terbang sebagai public speaker sudah tinggi mereka tetap belajar. Salut sekali.

Note: Jangan berhenti belajar



Febuari 2015

Agnisaa