Jumat, 01 Mei 2015

Filosofi Kopi

Film Indonesia kini menurut saya memiliki perubahan yang sangat besar. Bukan hanya visualisasi yang sangat menarik tapi makna dari filmnya juga sangat baik. Pengambilan teknik visualisasi yang menjadi ciri khasnya yaitu pemandangan alam atau view disekitarnya. Entahlah bukan karena saya anak landscape sih, tapi pemandangan alam atau view kota yang memukau membuat film tersebut berbeda dari yang lain. Suasana sun rise atau sun set benar-benar membuat penonton tenggelam masuk dalam ceritanya. 

Film-film action kali ini menjadi sedikit tersingkirkan dari prioritas film di bioskop. Terkadang saya menonton film tidak hanya untuk hiburan, tapi untuk mencari ide-ide baru bahkan penyemangat baru. *gaya hahaha. Apalagi film-film yang berbau dengan jalan-jalan, ah pasti asyik.

Oke mau sedikit mengulas film filosofi kopi nih. NEKAT, KERJA KERAS dan TEKUN.

Nekat disini bukan terburu-buru tanpa arah dan tujuan. Nekat yang digambarkan punya tujuan, cara dan resiko yang sudah dipaparkan namun dengan keyakinan bahwa semua akan berhasil dari hasil rencana yang dibuat. "Ah, gila banget!!" Kalimat yang paling sering banget keluar. Berani mengambil challange untuk naik kelas. Terkadang kita secara enggak sadar sering ditawarkan challange, tapi terkadang juga kita masih ragu-ragu untuk berusaha melakukannya. 

Kerja keras untuk terus mencoba keluar dari kegagalan. Pernah denger pepatah, habiskan jatah kegagalanmu! Gagal dibilang kopi terenak, enggak membuat ben dan jody putus asa. Bahkan usahanya terus dan akhirnya ia menemukan resep sederhana dari petani kopi dan cara membuat yang sederhana juga.

Tekun itu fokus sama yang kamu tuju. Seberapa besar badai menghadang, masih kokoh berdiri. Fokus sama passion, pada dasarnya kerja sesuai passion itu lebih asik. Kefokusan ben terhadap kopi bukan hal yang biasa. "Gue enggak pernah main-main sama kopi" Dia yakin penikmat kopi bukan mencari wifi tapi rasa dan bau kopi yang nikmat.

Film ini juga mengingatkan dengan ayah saya, yang selalu minta dibuatkan kopi dengan gula yang sangat sedikit. Karena kesedikitan gula tersebut saya dan beberapa orang sering berkomentar "mending enggak usah pake gula yah". Terus ayah tertawa sambil menjawab, "Sepahit-pahit kehidupan pasti ada manisnya." woooh... haha.

Ini aku ayah dan kopi. Kamu?


Mei 2015

Agnisaa

Tidak ada komentar: