Lagi-lagi iseng membuahkan keberuntungan..
Iseng-iseng goggling nemuin nih artikel good banget. Ya sudah deh copas. Maaf ya belum bisa buat kayak begini soalnya. Mainannya mesir soalnya...hehehe
Semoga saya dapat menyusul dan merasakan sendiri dari cerita di bawah ini.
Amin ya Rabb...
Berburu hidangan Allah
Selama Ramadhan, kami tidak usah direpotkan dengan kegiatan masak buat berbuka. Hampir setiap mesjid di kota Kairo ini, selalu menyediakan makanan buat para shaimin. Berbeda dengan di tanah air, yang hanya tersedia di mesjid-mesjid tertentu saja. Di Mesir, jika kita bepergian kemanapun, jangan khawatir magrib ngga makan. Asal mau datang ke mesjid terdekat, pasti ada makannya. Nah, hidangan di Mesir ini dinamakan maidaturrahman (secara harfiah berarti hidangan dari Yang Maha Pemurah).
Menurut sebuah koran yang saya baca, pada Ramadhan tahun lalu, maidaturahman di mesjid-mesjid Mesir ini dinikmati oleh rata-rata 3 juta orang per hari. Jumlah penyumbangnya ada 10 ribu orang. Mereka adalah para dermawan Mesir, juga para hartawan pengelola yayasan sosial di negara-negara Arab lain semisal Saudi atau Kuwait. Total dana yang dikeluarkan untuk membiayai maidaturahman selama sebulan Ramadhan tahun lalu mencapai $ 100 juta. Atau hampir setengah dari jumlah dana pembangunan Maktabah Iskandariah yang megah dan menghabiskan biaya $ 220 juta itu.
Menurut catatan sejarah, maidaturahman ini telah ada sejak masa Ahmad Bin Tulun, khalifah Dinasti Fathimiyyah, yang berkuasa di Mesir pada abad 10 Masehi. Selama ratusan tahun, tradisi ini berjalan baik, tetapi pada dekade 1950-an pernah hilang, kala Mesir dipimpin oleh Gamal Abdul Nasser. Entah kenapa sebabnya, saya kurang tahu. Lalu, tahun 1967 muncul lagi, di mesjid Khulafa ar Rasyidin, kawasan Mesir Jadidah, konsumennya 400 orang per hari. Seiring dengan berjalannya sang waktu, maidaturahman pun kembali menggeliat. Hingga pada akhir masa kepemimpinan Anwar Sadat, tahun 1980-an, trend maidaturahman kembali populer.
Belakangan ini, penyedia maidaturahman tak hanya mesjid-mesjid, tetapi juga toko-toko tepian jalan raya, dan bahkan warga Mesir secara perorangan. Tempat-tempat penyedia maidaturahman itu bisa dengan mudah kita kenali karena selalu ada spanduk iklan. Seolah mereka berlomba merekrut konsumen sebanyak-banyaknya. Subhanallah.
Ingin rasanya Indonesia banyak orang yang dermawan seperti itu...
Subhanallah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar