Halo everybody!
Minal aidzin wal faidzin..
Obrolan singkat tentang orang tua dan anak.
Hubungan yang abstrak tapi pasti ada. Sering dimarahin orangtua kadang membuat
kita merasa itu hal yang biasa dan bersikap tidak peduli dengan keadaan
tersebut. Ya masuk kuping kanan keluar kuping kiri.
Golden ticket itu adalah ridho orangtua. Ridho Allah adalah ridho
orangtua.. pernah denger enggak?
Kalo dulu biasa aja dimarahin,
sekarang enggak boleh bikin kesel sedikit pun. Pokoknya enggak boleh bikin
orangtua cemberut sedikitpun. Kalau perlu harus bahagia selalu 24 jam. Haha
lebay yah. Tapi itu bener lho, dosa banget ternyata buat orangtua kesel. Apalagi
kalau orangtua cemburu perhatian dengan pasangan kita (catatan juga buat saya
soalnya saya belum berpasangan. Haha). Karena pernah ada cerita seorang ahli
ibadah yang gagal masuk surga dalam perjalan sakaratul maut gara-gara melukai
sedikit hati orangtuanya. Sayangnya saya lupa nama sahabat rasulullah tersebut.
Mungkin ada yang bisa bantu? Saya dengar ini ketika ceramah saat terawih
beberapa hari lalu.
Saya sering lihat di media sosial
banyak quotes tentang membahagiakan orangtua. Menurut saya cara membahagiakan
orangtua yang paling mudah mengajak berbincang dan jangan membuat kecewa
sedikitpun. Semakin dewasa kita akan asyik dengan dunia kita sendiri. Peduli
dengan diri kita sendiri dan tanpa menyadari pentingnya komunikasi di rumah.
Pagi berangkat kuliah atau kerja, siang main atau kerja dan ketika pulang malah
berorganisasi atau bahkan sampai rumah pergi tidur. Pernah enggak kita
menyempatkan diri kita untuk sekedar cerita atau curhat kegiatan sehari-hari
dengan ayah atau ibu kita? Mungkin ada juga yang kadang melakukannya tapi
kebanyakn sepertinya tidak. Kebanyakan kita mengganggap curhat dengan teman
seumur akan lebih enak didengar. Dan kejadian ini berlarut sehingga akan
menimbukan pola pikir yang berubah. Menganggap orangtua berpikiran kolot atau
jadul. Bahkan banyak anak yang kadang marah balik ke orangtuanya dengan nada
yang lebih tinggi.
Padahal orangtua yang kolot atau
jadul itu karena akibat kita sendiri sebagai anak. Kita tidak memperkenalkan
dunia sudah berubah kepada orangtua kita. Toh sebenarnya orangtua akan welcome dengan
banyak perubahan yang ada dan berterima kasih pada dunia karena anaknya
berkembang. Tapi apa yang terjadi bila kita menemukan anak kucing kemudian
dalam tempo yang lama kita tidak melihatnya dan tiba-tiba sudah menjadi
raksasa. Apa respon kita melihat kejadian tersebut? Pasti kaget! Atau mungkin
tidak mengenalinya. Sama seperti hal itu, ketika kita tiba-tiba berkembang tiba-tiba
menjadi anak jaman sekarang yang gaul.hehe.
Cobalah sering sharing sekedar
bercerita kegiatan di kampus atau di kantor dengan orangtua. Tidak perlu
banyak-banyak karena kebiasaan orangtua semakin tua tidak akan sabar bercerita
masa mudanya dulu. Karena semakin tua, mereka akan mulai merasa kesepian di
rumah. Ketika mereka bercerita mereka akan mulai merasa punya banyak teman padahal
hanya kita sebagai anaknya. Kalau tidak percaya boleh dicoba perhatikan deh
mimik wajah orangtua kita ketika bercerita. Dengan begitu kita tidak perlu
repot-repot memperkenalkan diri kita, “Pak bu aku sudah dewasa”. Tanpa berkata
tersebut, orangtua akan yakin bahwa kita sudah dewasa dan berkembang baik sesuai
dengan jaman. Namun, kita harus jadi orang lapang menerima dan mengoreksi diri
kita atas hal-hal yang sebenarnya memang salah.
Nah terus gimana menebus dosa
kalau orangtua kita sudah tiada? Menjadi anak sholeh karena satu-satunya yang
menyelamatkan orangtua kita di akhirat adalah doa anak yang sholeh. Memperkuat
tali silaturahmi yang orangtua sudah kita jalin dan banyak bersedekah.
Kuatnya doa orangtua membantu
mempercepat doa kita terkabul. Makanya minta restu kalau punya keinginan, mimpi
atau harapan. Jangan minta restu kalau sudah mepet ingin memperkenal
calon.hahaha.
Saling mengingatkan yah, catatan
juga buat saya sendiri.
Juli 2015
Agnisaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar