Kamis, 04 November 2010

That life, bersyukurlah...

Seperti apa kehidupan? Kehidupan bukan hanya seperti kita sekarang ini. Keluarga, sahabat atau kerabat itu merupakan sebuah lingkup kecil yang sepintas dapat kita raba dengan mata. Banyak hal di luar sana yang belum terjangkau begitu indah ataupun begitu sangat menyedihkan.

Sangat tidak patut bila kita berbangga hati dengan apa yang kita lihat sekarang ini atau malah mengeluh dengan sejuta kata sulit di bibir kita. Sebab di depan sana, masih ada jutaan orang pintar yang memiliki sejuta pemikiran hebat untuk mengedepankan dunia, menggenggam erat bumi dan membawa sejuta mimpi di hadapannya. Dan di belakang sana pula banyak orang yang berusaha bekerja keras membanting tulang demi sesuap nasi. Membeli sesendok nasi saja sulit apalagi memikirkan pakaian yang dipakai atau sekolah anak-anaknya.

Cobalah sekali-kali kita pergi ke pasar tradisional atau naik kereta api ekonomi (jangan ekonomi AC ya.hehehe). Perhatikan kehidupan realita disana paling tidak setengah jam saja. Apa yang anda temukan disana? Bandingkan dengan apa yang dapatkan sehari-hari.

Sering kita menyisakan satu atau dua butir nasi atau malah lebih itu menandakan kita tidak bersyukur apa yang kita dapatkan. Sebab masih banyak orang yang rela mengais tempat sampah hanya untuk sesuap nasi. Coba hitung jika anda menyisakan 1 butir nasi. Jika hari itu di Indonesia ada sekitar 10.000 orang yang melakukan seperti anda. Maka, kalian sudah membuang 10.000 butir nasi.

Bersyukurlah apa yang kita dapatkan. Bersyukur itu tidak hanya menerima, tetapi juga merawat, memperbaiki dan menggunakan segala dengan baik.

Tidak ada komentar: