Nama aslinya Julaibib. Berasal dari kaum Anshor, Madinah. Badanya tidak tinggi. Wajahnya tidak menawan. Namun demikian kecintaan kepada Islam begitu melekat di hati. Bahkan dirinya juga tidak termasuk orang berpunya. Keimannya menjadikan dirinya percaya bahwa Allah menciptakan makluknya aneka rupa. Hanya takwa dan iman yang menjadi ukuran bahwa seseorang itu mulia. Sehingga dirinya tidak pernah risau dan gelisah.
Abu Barzah al-Aslamy bercerita, "Julaibib berasal dari kaum Anshor. Rasulullah berusaha mencarikan jodoh untuknya. Suatu hari Rasulullah bertanya kepada laki-laki dari Anshor, "Wahai si Fulan, nikahkan aku dengan putrimu."
Laki-laki itu menjawab, "Iya, alangkah beruntungnya."
Rasulullah berkata, "Tapi bukan untukku."
Laki-laki itu bertanya lagi, "Terus untuk siapa?"
Rasulullah menjawab, "untuk Julaibib."
Laki-laki itu berkata, "Wahai Rasul, saya mesti minta izin ke ibunya dulu."
Tak berapa lama, dia berjumpa dengan istrinya. "Rasulullah ingin meminang putrimu" kata laki-laki.
"Iya, oih..alangkah beruntungnya" jawab istrinya.
Laki-laki itu berkata, 'Tapi bukan untuk diri Rasulullah."
Istri bertanya, "Terus untuk siapa?"
laki-laki itu menjawab, "Untuk Julaibib."
Istinya berkata, "Untuk Julaibin!!! Demi Allah, tidak akan saya nikahkan dengan Julaibib."
Ketika laki-laki itu hendak memberi tahu Rasulullah, tiba-tiba putrinya datang dari tempat pingitannay sembari berkata, "Siapa yang akan meminangku?" keduanya menjawab, "Rasulullah." Putri berkata, "Apakah kalian akan tolak perintah Rasulullah? Bawa saya ketempat Rasulullah. Sesungguhnya beliau tidak mungkin membuat susah padaku." Akhirnya ayahnya menemui Rasulullah dan memberikan putrinya untuk dinikahkan kepada Julaibib. Waktu itu Rasulullah berdo'a, "Ya Allah, limpahkan kepada keduanya kebaikan yang banyak. Dan jangan jadikan kehidupan mereka sengsara."
Firman Allah dalam surah al-Ahzab ayat 36: "Dan tidak sepatutnya bagi orang mukmin dan mukminah jika Allah dan Rasul-Nya sudah memutuskan suatu perkara, akan ada bgi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata."
Diceritakan dari Abu Barzah bahwa suatu hari Rasulullah dalam suatu peperangan. Selesai peperangan itu
Rasulullah bertanya kepada para sahabat, "Apakah kalian kehilangan seseorang?"
Mereka menjawab, "kami kehilangan si Fulan dan Fulan."
Pertanya itu diulang sampai tiga kali hingga Rasulullah berkata, "Saya kehilangan Julaibib."
Mereka pun segera mencari. Mayat beliau ditemukan dekat 7 mayat musuh setelah berhasil dibunuhnya. Setelah beliau dibunuh. Rasulullah langsung datang ke tempat mayatnya dan ternyata Julaibib dalam keadaan tertutup pasir. Kemudian beliau membersihkan wajahnya dari pasir bersabda ,
"Dia telah membunuh 7 orang setelah itu dia terbunuh. kemudian engkau sendiri terbunuh. engkau termasuk golonganku dan aku pun termasuk golonganmu. engkau termasuk golonganku dan aku pun termasuk golonganmu"
Kemudian Rasulullah mengangkat mayatnya dan memasukkan ke dalam kubur yang sudah digali oleh para sahabat.
Begitulah cara Nabi menghargai prestasi. Bukan dari kedudukan melainkan lebih pada iman dan pengorbanan..